Saturday, May 21, 2016

CARA MEMBUAT REPEATER/RADIO PANCAR ULANG (RPU)

CARA MEMBUAT REPEATER/RADIO PANCAR ULANG (RPU)


Siapkan mental  untuk berkorban, karena tidak selalu barhasil dalam proses pembuatan, jika menggunakan RIG sebaiknya menggunakan daya output pancaran paling rendah, jika menggunakan HT bisa digunakan output daya paling tinggi kira-2 2 watt sampai 10 watt.

Jika menggunakan HT peralatan dan bahan yang diperlukan:
1. 1 buah HT untuk RX sebaiknya menggunakan HT dengan merek I-com, Yaesu Vertex atau motorola, sebaiknya baru tidak direkomendasi menggunakan barang bekas untuk RX
2. 1 buah HT untuk TX sembarang yang penting normal mancar (bekas 600Rb)
3. Catu Daya, bisa menggunakan Swiching, adaptor dll minimal output 12 Volt 2 Ampere (swiching atau bekas PSU komputer 75rb)
4. COR (segera akan kita bahas 150rb)
5. Kabel Coexial minimal 20 meter untuk RX dan 12 meter untuk TX 500rb
6. 2 buah antenna telex 500rb
7. Filter VHF (segera kita bahas) membuat sendiri 500rb


Total biaya kira-kira : 2  maksimal 3,5 jt


Jika menggunakan RIG peralatan dan bahan yang diperlukan:
1. 1 buah RIG untuk RX sebaiknya menggunakan RIG dengan merek I-com, Yaesu Vertex atau motorol, sebaiknya baru tidak direkomendasi menggunakan barang bekas untuk RX
2. 1 buah RIG untuk TX sembarang yang penting normal mancar (bekas 1,2jt)
3. Catu Daya, bisa menggunakan Swiching, adaptor dll minimal output 12 Volt 2 - 5 Ampere ( 600rb)
4. COR (segera akan kita bahas) 75 rb
5. Kabel Coexial minimal 20 meter untuk RX dan 12 meter untuk TX 500rb
6. 2 buah antenna telex 500rb
7. Filter VHF (segera kita bahas) 500rb

Total biaya kira-kira : 2  maksimal 5 jt



Cara membuat filter 1 tabung


Cara membuat filter 3 tabung tinggi 50 cm lebar 22,5 cm,




 Ini detailnya



Cara membuat COR




Selamat mencoba .......................................


Monday, November 9, 2015

TEROPONG MELIHAT TELUR VERTIL SEDERHANA DAN ISTIMEWA

Cara Mengintip telur dengan alat sederhana buatan sendiri


Peneropongan telur (candling) merupakan salah satu hal yang rutin dilakukan peternak pembibit (ayam, itik, puyuh) maupun sebagian penangkar burung. Memang, belum semua penangkar burung terbiasa dengan aktivitas ini. Padahal candling sangat penting untuk memastikan apakah telur yang dierami indukan perlu diteruskan atau tidak. Kalau sejak awal sudah diketahui infertil, apalagi semua telur, pengeraman bisa segera dihentikan, sehingga waktu bisa dimaksimalkan untuk mengawinkan kembali dengan burung jantan.

Alat teropong telur (candler egg) sebenarnya dijual di beberapa toko burung terkemuka. Namun, Anda bisa juga membuat sendiri alat itu dengan menggunakan bahan sederhana dan dapat dibawa kemana-mana.

Gambar di bawah ini menunjukkan bahan-bahan yang digunakan, sistem perangkaian, dan bagaimana cara menggunakan alat teropong tersebut :



Alat diteksi telur vertil
Alat diteksi telur vertil


Bahan-bahan
Bahan candlng egg
Bahan candlng egg


Bahan aterdiri dari :




  1. Senter LED harga Rp 25.000.
  2. Pralon diameter 1" 15 cm 
  3. Isolasi hitam
Egg Candling Ready Practice
Egg Candling Ready Practice

Cara pembuatannya:
Panaskan pralon kemudian masukkan besi/kayu/muntu atau apa saja yang dapat membaut lubang pralon menjadi besar
Lakukan ini untuk 2 sisi pralon
Gosok dengan halus pada kedua uung pralon agar ketika dipakai untuk cek telur, kulit telur tidak tergores pralon
Pasang isolasi listrik 2 atau 3 kali lingkaran agar sinar tidak tembus, jadinya seperti gambar di atas

Dan inilah hasilnya :

Boy try egg candlin
Boy try egg candlin



Egg candling
Egg candling 




Egg Candling tip trik sederhana
Egg Candling tip trik sederhana



Bagaimana meneropong telur?

Agar isi di dalam telur bisa terlihat jelas, maka ruangan sebisa mungkin dibuat gelap. Silakan ambil telur burung, ayam, itik, atau puyuh dari inkubator (mesin penetas). Jika dierami induknya, maka pengambilan telur dari kotak sarang dilakukan saat induk keluar dari sarang untuk makan atau minum.

Usahakan peneropongan ini selesai dalam waktu 20-30 menit, agar telur tidak menjadi dingin. Lebih cepat lebih baik.

Untuk telur yang masa pengeramannya 21 hari atau lebih, misalnya ayam (21 hari), lovebird (23 hari), atau itik (28 hari), peneropongan bisa dimulai pada hari ke-6 s/d hari ke-10. Setelah itu tidak perlu dilakukan peneropongan lagi, kecuali tiga hari menjelang menetas. Misalnya ayam menetas pada hari ke-21, maka peneropongan terakhir bisa dilakukan pada hari ke-18. Setelah itu jangan melakukan candling lagi, karena tiga hari terakhir telur harus berada pada posisi yang tetap.

Untuk telur burung berkicau, dengan masa pengeraman bervariasi12 – 16 hari, peneropongan pertama bisa dimulai pada hari ke-5. Sedangkan peneropongan hari terakhir dilakukan tiga hari sebelum menetas. Murai batu, misalnya, memiliki masa pengeraman sekitar 14 hari, burung pleci 12 hari, burung puyuh 16 hari, dan seterusnya.

Peneropongan pertama dimaksudkan untuk mengetahui apakah telur yang ditetaskan dalam mesin tetas, atau dierami induknya di kotak sarang, fertil (subur) atau infertil (gabuk). Apabila ternyata infertil, telur harus segera dibuang (digoreng juga masih enak dan aman dari sisi kesehatan, he..he..).

Kalau Anda melakukan candling untuk kedua kalinya, misalnya 2-4 hari berikutnya, maka telur yang semula fertil memiliki dua kemungkinan. Pertama, embrio tumbuh berkembang dan denyut jantungnya terlihat jelas. Kedua, embrio diam saja alias mati muda di dalam telur. Telur dengan embrio yang mati juga harus dibuang karena di dalamnya terkandung gas ammonia yang bisa mencemari mesin tetas atau kotak sarang.

Candling yang terakhir, atau 3 hari menjelang menetas, juga dimaksudkan untuk memantau apakah embrio masih hidup atau sudah mati. Pada saat itu, jika masih hidup, embrio sudah menjadi janjin yang memiliki organ tubuh lengkap, seperti paruh, sayap, dan kaki.